Bunga Sakura Berjatuhan

Minggu, 12 Juni 2016

“Cara-cara pendekatan sosial budaya dalam pratik kebidanan”



     Definisi sosial budaya dalam masyarakat Menurut Soerjono Soekanto budaya sosial adalah suatu ketidaksesuaianantara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakankehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yangada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok masyarakat.

1.Pendekatan melalui Agama
    Agama salah satu pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan yaitu melalui agama. Seperti Keluarga Berencana,  Pandangan agama islam terhadap pelayanan keluarga berencana. Ada dua pendapat mengenai hal tersebut yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi.

Pandangan agama yang memperbolehkan pemakaian alat kontrasepsi IUD:
          Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan
          Pemakaian IUD menghentikan kehamilan

      Macam- macam pendekatan sosial budaya dalam masyarakat di praktik kebidanan:
  1. Khitan pada perempuan Mengenai khitan untuk perempuan para ulama berbeda pendapat dalam menghukuminya seperti halnya Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad berpendapat khitan juga wajib bagi anak perempuan, adapun sebagian besar ulama seperti mahzab Hanafi, Al- Maliky, Hambali, berpendapat khitan disyariatkan dan disunahkan bagi perempuan. Serta sebagaimana telah disabdakan nabi Allah Muhammad SAW dalam sebuah hadis dalam riwayat Al-Zuhri: “Barang siapa yang masuk islam, maka wajib baginya berkhitan walaupun ia sudah dewasa”.
  2. Paguyuban Pendekatan paguyuban yang dapat dilakukan oleh bidan misalnya: • Mengadakan pendekatan dengan pamong desa yaitu untuk mengajak masyarakat untuk memanfaatkan posyandu dengan giat . • Mengadakan penyuluhan kesehatan tentang balita, imunisasi, KB, dll. • Bekerja sama dengan pamong desa untuk mendatangi para ibu yang memiliki bayi untuk melakukan imunisasi
NORMA DAN PRAKTIK BUDAYA DALAM KEHIDUPAN SEKSUALITAS DAN KEMAMPUAN REPRODUKSI

        Seksualitas adalah ekspresi fisiologis dan psikologis dari perilaku seksual. Seksualitas berkaitan dengan variable biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual dari kehidupan yang mempengaruhi kepribadian dan hubungan interpersonal. Hal ini termasuk persepsi diri, harga diri, sejarah pribadi, kepribadian, konsep cinta, keintiman dan citra tubuh.
        
        Reproduksi adalah suatu proses biologis untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau keturunan dari organisme yang menghasilkannya (orang tua / induk). Dalam biologi reproduksi mengacu pada fungsi dimana makhluk hidup menghasilkan keturunan untuk melanjutkan jenis mereka.
 Contoh budaya dalam kehidupan seksualitas
a. Biseksualitas Biseksualitas dapat diartikan seseorang yang menyukai laki-laki maupun perempuan
 b. Seks bebas Merupakan perilaku yang tidak terpuji, tidak sesuai dengan penerapan akhlak budi pekerti kita sebagai masyarakat yang berbudaya dan beragama.
  1. Homoseksualitas Rasa ketertarikan atau rasa suka antar individu yang berjenis kelamin  sama.  Homoseksualitas dibedakan menjadi : 
  2. Lesbianisme Bila seorang perempuan menyukai sesama jenisnya atau perempuan. Homoseksualitas Bila seorang laki-laki menyukai sesama jenisnya atau laki-laki.
2.Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional 

  Bidan adalah seorang wanita yang tlah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan. Lulus dengan persyaratan yang ditelah ditetapkan dan memperoleh kualifikasi untuk registrasi dnn memperoleh izin untuk melaksanakan praktik kebidanan.

            Praktik Bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya.

            Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan saat ini dihadapkan pada masyarakat yang lebih terdidik,dan mampu memberi pelayanan kesehatan yang di tawarkan atau dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat mengiginkan pelayanan kesehatan yang murah, nyaman,sehingga memberi kepuasan ( sembuh dengan cepat dengan pelayanan yang baik ).                

          Rumah sakit perlu mengembangkan suatu sistem pelayanan yang didasarkan pada pelayanan yang berkualitas baik, biaya yang dapat dipertanggung jawabkan dan diberikan pada waktu yang cepat dan tepat. Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan, dalam memproduksi jasa pelayanan kesehatan ( pelayanan medis dan pelayanan kebidanan), untuk masyarakat menggunakan berbagai sumber daya seperti ketenanagaan, mesin, bahan, fasilitas, modal, energy dan waktu.

          Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi, melalui pendekatan sosial dan budaya yang akurat. Terdapat beberapa bentuk pendekatan yang dapat digunakan atau diterapkan oleh para bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat misalnya paguyuban, kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam menerima, bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan oleh petugas, bukanlah sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata atau benar adanya.

         Dalam memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan lebih bersifat :

1.  Promotif, bidan yang bersifat promotif berarti bidan berupaya menyebarluaskan informasi melalui     berbagai media Metode penyampaian, alat bantu, sasaran, media, waktu ideal, frekuensi, pelaksana dan bahasa serta keterlibatan instansi terkait maupun informal leader tidaklah sama di setiap daerah, bergantung kepada dinamika di masyarakat dan kejelian kita untuk menyiasatinya agar informasi kesehatan bisa diterima dengan benar dan selamat. Penting untuk diingat bahwa upaya promotif tidak selalu menggunakan dana negara, adakalnya diperlukan adakalanya tidak. Selain itu, penyebaran informasi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dengan memanfaatkan media yang ada dan sedapat mungkin dikembangkan agar menarik dan mudah dicerna. Materi yang disampaikan seyogyanya selalu diupdate seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan terkini.
 
2.   Preventif berarti bidan berupaya pencegahan semisal imunisasi, penimbangan balita di Posyandu dll. Kadang ada sekelompok masyarakat yang meyakini bahwa bayi berusia kurang dari 35 hari (jawa: selapan) tidak boleh dibawa keluar rumah.
 
3. Kuratif berarti bidan tidak dikehendaki untuk mengobati penyakit terutama penyakit berat.
 
4. Rehabilitatif berarti bidan melakukan upaya pemulihan kesehatan, terutama bagi pasien yang memerlukan perawatan atau pengobatan jangka panjang.

3.PENDEKATAN DALAM SISTEM PAGUYUBAN
    
 Pengertian
Paguyuban atau Gemeinschaft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih ekonomi.
             Ciri-ciri Paguyuban
Menurut Ferdinand tones cirri-ciri pokok dari paguyuban antara lain :
      1. Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
      2. Private : hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja
      3. Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk “kita’’ dan tidak untuk orang lain diluar “kita”.
Sedangkan secara umum cirri-ciri paguyuban yaitu :
     1.Adanya hubungan perasaan kasih sayang
     2.Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
     3.Tidak suka menonjolkan diri
     4.Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif
     5.Sifat gotong royong masih kuat
     6.Hubungan kekeluargaan masih kental

Tipe Paguyuban
Memiliki tiga tipe yang ada di masyarakat yaitu :
1.Paguyuban karena ikatan darah (Gemeinschaft by blood )
 Yaitu paguyuban bedasarkan keturunan contoh kelompok kekeluargaan,keluarga besa
2. Paguyuban karena tempat (gemeinschaft by place )
Yaitu paguyuban yang terdiri dari ornag-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong contohnya arisan,RT,RW,karang taruna,PKK,pos kambling, atau ronda.
3.      Paguyuban karena jiwa pikiran (gemneinschaft by mind).
Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang tidak mempunyai hubungan darah atau tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama,paguyuban semacam itu tidak sekuat dengan ikatan paguyuban berdasarkan keturunan.contohnya organisasi.

     Pembahasan pelayanan kebidanan dengan pendekatan Paguyuban
Paguyuban atau gemeinschft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal, serta jauh dan pamrih-pamrih ekonomi.
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan.misalnya saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas puskesmas.
CONTOH  KASUS:

Seorang ibu Ny. N  Dalam masa nifas didalam adat keluarga selesai melahirkan ibu tidak boleh makan-makanan yang berbau amis,panas,pedas karena akan mempengaruhi kepada bayinya melalui air susu ibu. Contohnya ny. n tidak boleh makan ikan ataupun telur karena berbau amis, tapi didalam kebidanan ikan dan telur mempunyai banyk protein sehingga bisa mempercepat sembuh  luka jahitan bekas operasi sesar atau penjahitan dijalan lahir. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar