Bunga Sakura Berjatuhan

Minggu, 29 Mei 2016

SPERMATOGENESIS DAN OOGENESIS

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Peristiwa pembentukan sel kelamin (gamet) yang kita kenal dengan peristiwa gametogenesis. Pada laki-laki sel kelamin dibentuk oleh testis, sedangkan pada wanita dibentuk oleh ovarium. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
Ada dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia menggunakan proses pembelahan meiosis. Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang atau 46 kromosom , sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom.
Secara umum gamet atau sel kelamin mengalami perkembangan melalui tingkatan sebagai berikut :
1.      Tingkatan sebagai calon
2.      Tingkat perbanyakan
3.      Tingkat pertumbuhan
4.      Tingkat pembelahan meiosis
5.      Pengeluaran sel kelamin

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Spermatogenesis ?
2.      Bagaimana Proses spermatogenesis ?
3.      Bagaimana tahap-tahap dari Spermatogenesis ?
4.      Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi Spermatogenesis ?
5.      Apa pengertian Oogenesis?
6.      Bagaimana proses terjadinya Oogenesis?
7.      Hormon apa saja yang berperan dalam proses Oogenesis?



C.    TUJUAN
1.    Mengetahui pengertian Spermatogenesis
2.    Mengetahui proses Spermatogenesis
3.    Mengetahui tahap – tahap dari Spermatogenesis
4.    Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi spermatogenesis
5.    Mengetahui apa pengertian Oogenesis
6.    Mengetahui bagaimana proses terjadinya Oogenesis
7.    Mengetahui hormon apa saja yang berperan dalam proses Oogenesis
























BAB II
PEMBAHASAN

    A.    SPERMATOGENESIS
1.    PENGERTIAN SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone.
Spermatogenesis terjadi di testis. Didalam testis terdapat tublus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium terdapat sel – sel spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi pada spermatozoa. Selain itu pada tubulus seminiferus terdapat pula sel leydig yang mengsekresikan hormone testosterone yang berperan pada proses spermatogenesis.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
Pembentukan spermatid (sel sperma) pada testis laki-laki disebut sebagai spermatogenesis. Proses dimulai dari spermatogonium, yang secara genetik diploid. Spermatogonium menghasilkan spermatosit primer (diploid) melalui mitosis. Hasil spermatosit primer mengalami meiosis I menghasilkan dua sel haploid yang identik yang disebut spermatosit sekunder. Setiap spermatosit lagi membagi melalui meiosis II, untuk membentuk dua sel anak haploid yang disebut spermatid. Dengan demikian, satu spermatosit primer menghasilkan empat spermatid haploid yang identik. Dibutuhkan sekitar 6 minggu untuk membedakan spermatid menjadi spermatozoa matang.

      Pembentukan Spermatid

2.      PROSES SPERMATOGENESIS
                        Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :
a.    Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang spermatosit primer akan menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis.
Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
b.   Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
c.    Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.

3.      TAHAP – TAHAP SPERMATOGENESIS
Pada testis, spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Berikut adalah skema tahapan spermatogenesis.
Penjelasan skema tahap spermatogenesis :
a.    Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma (spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan.
b.    Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel somatisnya membentuk spermatosit primer yang siap miosis.
c.    Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2 spermatosit sekunder (n)
d.    Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2 spermatid yang bersifat haploid. (n)
e.    Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang semua fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.
f.     Sperma yang matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas deferens- vesicula seminalis - urethra dan berakhir dengan ejakulasi.


4.      FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPERMATOGENESIS
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spermatogenesis sehingga bisa terjadi kemandulan:
1.   Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat panas  yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam semen.
Pembentukan sperma yang paling efsisien adalah pada suhu 33,5° (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis bisa tetap berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar) yang berada diluar rongga tubuh.
2.  Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin).
3.   Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
4. Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.


    B.     OOGENESIS
1.    PENGERTIAN OOGENESIS
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan sperma dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Oogenesis dimulai dengan pembentukkan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia. Terjadi dalam organ reproduksi betina yaitu ovarium.
Mekanisme oogenesis sangat berbeda dengan spermatogenesis, walaupun memiliki persamaan dalam proses meiosis. Diantara kelahiran dan masa pubertas, sel-sel telur dalam hal ini oosit membesar dan folikel disekitarnya tumbuh. Selanjutnya oosit primer mereplikasi DNA dan memasuki profase meiosis I dan tidak berkembang lebih lanjut jika tidak diaktifkan oleh hormon FSH (Follicle stimulating hormone).
Oogenesis adalah pembentukan telur pada wanita. Biasanya, tahap awal oogenesis mulai pada tahap embrio awal dan menyelesaikannya setelah pubertas. Produksi sel telur memiliki pola siklik dan, biasanya terjadi sekali dalam sebulan. Oogenesis dimulai dari Oogonium diploid dalam ovarium. Oosit primer yang dihasilkan dari oogonium oleh mitosis selama tahap awal perkembangan embrio. Setelah pubertas, oosit primer ini mulai mengkonversi ke oosit sekunder, yang haploid, selama meiosis I. Kemudian selama meiosis II, oosit sekunder mengkonversi ke Ovum, yang juga haploid. Selama kedua meiosis I dan II, sitoplasma membagi secara tidak merata, menghasilkan dua sel berukuran tidak sama. Sel yang lebih besar menjadi sel telur sementara yang lebih kecil menjadi badan kutub. Oosit sekunder dilepaskan dari ovarium pada ovulasi.

Pembentukan Telur


  Seperti halnya pada spermatogenesis, oogenesis pun memiliki tahap, diantaranya :
a.    Proliferasi (perbanyakan)
Tahap perbanyakan belangsung secara berulang-ulang. Gametogonium membelah menjadi 2,2 menjadi 4,4 menjadi 8 dan seterusnya. Sel benih primordial berdiferensiasi menjadi oogonium, lalu mengalami proliferasi untuk membentuk oosit primer, siap memasuki periode tumbuh. Padamamalia masa proliferasi terjadi dalam kandungan induk.


b.    Pertumbuhan
Pada pertumbuhan, oogonium akan tumbuh membesar menjadi oogonium I. Pertumbuhan sangat memegang peranan penting, karena sebagian besar dari substansi telur digunakan dalam perkembangan selanjutnya. Diferensiasi juga terdapat pada periode tumbuh.
c.     Pematangan
Pada proses ini terdapat 2 kali pembelahan meiosis. Setelah terjadi fase pertumbuhan, oogonium I mengalami tahap pematangan, yang berlangsung secara meiosis. Akhir meiosis I terbentuk oogonium II dan akhir meiosis II terbentuk ootid.
d.      Perubahan bentuk
Ootid dalam fase terkhir akan mengalami perubahan bentuk (transformasi)menjadi gamet. Pada mamalia, selesai meiosis I pada betina, terbentuk oosit II dan satu polosit. Polosit jauh lebih kecil dari oosit, karena sitoplasma sedikit sekali. Akhir dari meiosis II akan terbentuk satu ootid dan satu polosit II. Sementara itu polosit I membelah pula menjadi dua, tapi jarang terjadi karena berdegenerasi lebih awal. Tiga polosit tersebut akan berdegenerasi lalu diserap kembali oleh tubuh. Jadi pada betina oosit tumbuh menjadi 1 ovum.

2.    PROSES TERJADINYA OOGENESIS
a.    Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.
b.    Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan.
Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
c.    Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
d.    Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
e.    Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.

                           




3.    HORMON YANG BERPERAN DALAM OOGENESIS
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang  korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium. Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus. 

Berikut ini rincian hormon yang berperan dalam oogenesis:
1.    Hormon FSH (follicle stimulating hormone)
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel
2.    Hormon LH (leutinizing hormone)
Berfungsi merangsang terjadinya ovulasi
3.    Hormon Esterogen
Berfungsi menimbulkan sifat kelamin sekunder
4.    Hormon Progesteron
Berfungsi untuk menebalkan dinding endometrium.







C.    PERBEDAAN SPERMATOGENESIS DAN OOGENESIS

No
Spermatogenesis
Oogenesis
1.
Pembelahan meiosisnya terjadi secara simetris
Pembelahan meiosinya terjadi secara asimetris
2.
Spermatogenesis terjadi tanpa henti
Oogenesisnya mempunyai periode istirahat yang penjang
3.
Menghasilkan 4 sel sperma fungsional
Menghasilkan satu sel telur fungsional dan 2 sel polosit
4.
Sel-sel asal sperma berkembang terus dan membelah sepanjang hidup laki- lak, sehingga jumlahnya akan selalu bertambah
Ovariumnya mengandung semua sel yang akan berkembang menjadi sel telur, sehingga jumlahna akan selalu berkurang


   D.    PERSAMAAN SPERMATOGENESIS DAN OOGENESIS
spermatogenesis adalah pembentukn gamet jantan. oogenesis pembentukan gamet betina. scara umum prosesnya sama yaitu melalui mitosis dan miosis.















BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
1.    Spermatogenesis adalah Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.
2.    Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional.
3. Tahap – tahap spermatogenesis.
a.     Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma (spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan.
b.   Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel somatisnya membentuk spermatosit primer yang siap miosis.
c.   Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2 spermatosit sekunder (n)
d.   Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2 spermatid yang bersifat haploid. (n)
e.    Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang semua fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang fungsional
4. Ada banyak faktor penyebab yang memicu sperma pria menjadi encer, diantaranya:
a.   Faktor Suhu 
b.   Sering melakukan masturbasi atau onani secara berlebihan
c.   Suka Mengenakan celana jeans atau celana dalam yang ketat
d.    Mengalami gangguan hormon seperti hormon testosteron dan kurangnya hormon FSH (Folicel Stimulating Hormone ) dan berlebihnya hormon prolaktin
e.    Faktor psikologis
f.    Kurangnya konsumsi nutrisi dan segala jenis vitamin yang banyak mengandung
g.    Keadaan lingkungan
h.   Keadaan lingkunganGaya hidup yang tidak sehat dan kebiasaan buruk atau berlebihan
i.     Riwayat penyakit
j.     Faktor usia
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan.  Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan miosis II.  Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan  bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.

Berikut ini rincian hormon yang berperan dalam oogenesis:
1.    Hormon FSH (follicle stimulating hormone)
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel
2.    Hormon LH (leutinizing hormone)
Berfungsi merangsang terjadinya ovulasi
3.    Hormon Esterogen
Berfungsi menimbulkan sifat kelamin sekunder
4.    Hormon Progesteron
Berfungsi untuk menebalkan dinding endometrium


B.  SARAN
        Kami selaku penulis, berharap semoga seluruh pembaca makalah tentang Spermatogenesis dan Oogenesis ini dapat memahami bagaimana proses Spermatogenesis dan Oogenesis terjadi. sehingga dapat memberikan manfaat yang besar.





























DAFTAR PUSTAKA