Obat
- Obat
Analgetik dan Antipiretik
Analgetik dan Antipiretik
A.
Definisi
1. Analgetika
obat
yang mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
2. Antipiretik
obat
yang dapat menurunkan demam.
3. Anti-inflamasi
obat
yang dapat mengobati peradangan atau pembengkakan.
B.
Mekanisme
Kerja
1. Berdasarkan
penghambatan biosintesis prostagandin (PG)
2. PG
akan dilepaskan bila sel mengalami kerusakan
3. Analgetik
menghambat
enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PG
terganggu
4. Inflamasi
Gejala inflamasi: rubor, kalor, dolor, tumor dan functio laesa
5.
Nyeri dan Demam
-
PG hanya
berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau inflamasi
-
Alat pengatur
suhu tubuh berada di hipotalamus
-
Timbulnya rasa sakit diawali pelepasan pirogen endogen yang memacu pelepasan PG yg
berlebihan.
C. Efek samping
Yang paling sering adalah induksi tukak lambung yang
kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran pencernaan
D. Pembahasan
Obat
1.
Parasetamol
-
Parasetamol tidak memiliki aktivitas
anti-inflamasi.
-
Parasetamol kurang mengiritasi lambung.
-
Overdosis dengan parasetamol khususnya berbahaya
karena dapat mengakibatkan kerusakan hati yang kadang-kadang tidak tampak dalam
4-6 hari pertama.
-
Kategori:
o Ibu Hamil : B
o Ibu Menyusui : A
-
Indikasi: nyeri ringan sampai sedang, demam
-
Peringatan: berkurangnya fungsi hati dan ginjal,
ketergantungan pada alkohol
-
Efek samping: efek samping sangat jarang, kecuali
ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut, dilaporkan setelah penggunaan
jangka panjang kerusakan hati.
-
Dosis:
o Oral: 0,5-1 g tiap 4-6 jam
hingga maksimum 4 g sehari.
o Anak 2 bulan: 60 mg pada demam
paskaimunisasi, sebaliknya, dibawah usia 3 bulan (hanya dengan nasehat dokter)
10 mg/kg (5 mg/kg bila terkena sakit kuning)
o 3 bulan – 1 tahun: 60-120 mg,
1-5 tahun: 120-250 mg, 6-12 tahun: 250-500 mg, dosis-dosis ini boleh diulang
tiap 4- 6 jam bila diperlukan (maksimum sebanyak 4 dosis dalam 24 jam)
-
Bentuk sediaan:
o Parasetamol (generik) sirup
120 mg/5 ml, tablet 500 mg
o Biogesic (medifarma) sirup 120 mg/5 ml, tablet 500 mg
o Bodrex (Tempo) tabet 500 mg
o Itramol (Itrasal) sirup 120
mg/5 ml
o Pamol (Interbat) sirup 120 mg/
5 ml, tablet 500 mg
o Panadol (Sterling) drops 100
mg/ml, kaptab 500 g, sirup 160 mg/5 ml, tab kunyah 80 mg
o Sanmol (Sanbe) drops 80 mg/0,8
ml, sirup 120 mg/5 ml, tablet 500 mg.
o Tempra (Squibb) drops 100
mg/ml
2.
Asam mefenamat
-
Asam mefenamat termasuk salah satu golongan
analgesik dan juga anti-inflamasi golongan nonsteroid.
-
Efek samping asam mefenamat adalah gangguan
gastrointestinal (pencernaan), reaksi hipersensitif (pada kulit dan juga
penyempitan saluran nafas yang istilah medisnya bronkokonstriksi) dan diare.
-
Dosis
o Dewasa dan anak di atas 14
tahun : dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6
jam.
o Dismenore: 500 mg 3 kali
sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit dan dilanjutkan
selama 2-3 hari.
-
Kontraindikasi: pada penderita tukak lambung,
radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam mefenamat.
3.
Asetosal
-
Asetosal diindikasikan untuk sakit kepala,
dismenore, dan demam.
-
Asetosal makin banyak dipakai karena juga memiliki
sifat antiplatelet.
-
Kategori:
o Ibu Hamil : C
o Ibu Menyusui : A
-
Bentuk Sediaan:
o Asetosal (Generik) tablet 100
mg, 500 mg
o Aspirin (Bayer) tablet 100 mg,500 mg
o Contrexyn (Supra Ferbindo) tabet
o Farmasal (Pratapa Nirmala)
tabet 100 mg
o Inzana (Konimex) tablet
4.
Ibuprofen
-
Ibuprofen bisa digunakan sebagai obat sakit kepala, mengurangi sakit otot, nyeri haid, selesma, flu dan sakit selepas pembedahan.
- Kategori:
o Ibu Hamil : B
o Ibu Menyusui : A
E. Resiko Obat Analgetika pada Kehamilan
a.
Trimester 3
-
Disarankan
untuk dihindari, kecuali apabila diperkirakan manfaatnya lebih besar dari
risikonya
-
Menyebabkan
penutupan duktus arteriosus janin, hipertensi pulmoner persisten pada
bayi
-
Menunda
bermulanya persalinan dan memperlama proses persalinan
F. Penggunaan Obat pada Ibu Hamil
1.
Kategori A :
obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai kenaikan
frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya
2.
Kategori B :
obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita hamil masih terbatas, tetapi
tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya
pada janin
3.
Kategori C : obat-obat yang dapat memberi pengaruh
buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomi, semata-mata karena efek
obat didalam tubuh, umumnya bersifat reversibel.
4.
Kategori D : obat-obat yang terbukti menyebabkan
meningkatnya kejadian malformasi janin pada manusia atau menyebabkan kerusakan
janin yang bersifat irreversibel.
5.
Kategori X : obat yang telah terbukti mempunyai
resiko tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin
jika diminum pada masa kehamilan. Obat dalam kategori ini merupakan
kontraindikasi mutlak selama kehamilan.
G. Penggunaan Obat pada Ibu Menyusui
1.
Kategori A : Relatif aman
2.
Kategori B : Membutuhkan perhatian
3.
Kategori C : Tidak diketahui
4.
Kategori D : Kontraindikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar