Bunga Sakura Berjatuhan

Jumat, 06 Mei 2016


 KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II
 (PEMBERIAN OBAT SECARA EPIDURAL)

DOSEN PENGAMPU : Vitrianingsih ,S.ST,M.Kes















DISUSUN OLEH:
RESTU SURYANINGSIH     ( 151500067 )



PROGRAM STUDI D-3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016





KATA PENGANTAR


     Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat dan kasih-Nya, sehingga penyususun akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”PEMBERIAN OBAT SECARA EPIDURAL”    makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “KDK II” dari “ Bu Vitrianingsih“ sebagai dosen pengampu. Saya  menyadari banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu ditambahkan pada tugas makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang PEMBERIAN OBAT SECARA EPIDURAL. Semoga Allah SWT senantiasa bersama kita amin .



YOGYAKARTA, 14 Maret 2016





                                                                                                                                 Penulis








  
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
  
     Terdapat beberapa cara dalam memberikan obat kepada pasien dalam kesehatan. Salah satunya adalah pemberian obat dengan cara epidural. Cara pemberian obat secara epidural dapat digunakan pada beberapa indikasi, seperti pada pembedahan sendi panggul dan lutut, Revaskularisasi ektremitas bawah, Persalinan, dan Penanganan nyeri post operasi.
   Makalah ini akan membahas tentang tekhnik pemberian obat secara epidural, dalam proses persalinan. Menggunakan pemberian obat secara epidural kepada ibu, di harapkan ibu dapat melahirkan dengan rasa sakit seminimal mungkin.



B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan pemberian obat secara epidural?
2.      Apa saja manfaat penggunaan cara pemberian obat secara epidural?
3.      Apa dampak negatif penggunaan tekhnik pemberian obat secara epidural?
4.      Bagaimana cara pemberian obat secara epidural?

C.     Tujuan

1.      Mengetahui pengertian tekhnik pemberian obatt secara epidural
2.      Mengetahui manfaat penggunaan tekhnik pemberian obat secra epidural dalam proses persalinan
3.      Mengetahui dampak negatif yang mungkin di timbulkan
4.      Mengetahui cara pemberian obat secara epidural



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian

      Epidural merupakan suntikan yang menggunakan obat bius lokal (berasal dari kokain) dan disuntikkan ke dalam ruang-ruang epidural yang melindungi sumsum tulang belakang. Pada epidural konvensional klien akan mati rasa baik saraf sensorik maupun motoriknya. Dalam lima sampai sepuluh tahun terakhir, epidural telah dikembangkan dengan konsentrasi obat bius yang (bius local), dan dengan kombinasi anestesi lokal serta opiat (obat yang mirip dengan morfin dan meperidin) pembunuh rasa sakit untuk mengurangi blok motor, dan untuk menghasilkan apa yang disebut epidural "berjalan".
Analgesia Spinal juga telah semakin digunakan dalam persalinan untuk mengurangi blok motor. Spinals menyuntik narkoba menembus dura dan ke dalam ruang (intratekal) tulang belakang, dan hanya menghasilkan analgesia jangka pendek. Untuk memperpanjang-efek menghilangkan rasa sakit dalam persalinan, dosis bisa ditambah sesuai kebutuhan
        Epidurals dan spinals menawarkan bentuk yang paling efektif dari penghilang rasa sakit yang tersedia dalam pertolongan persalinan, dan wanita yang telah menggunakan analgesia untuk mengurangi rasa nyeri mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi terhadap metode ini, Namun, kepuasan tidak mengalami nyeri ini tidak tidak sama dengan kepuasan keseluruhan keseluruhan persalinan  selain itu ternyata epidural juga dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi.

B.     Cara pemberian obat secara epidural
     
      Pada pembiusan epidural, bagian yang dibius atau diberi penawar sakit adalah urat saraf sensoris sehingga sakit saat kontraksi di rahim tidak sampai ke otak. Akibatnya, ibu pun tidak merasakan sakit. Namun, pembiusan ini tidak boleh terkena urat saraf motoris sehingga otak tetap dapat “memerintahkan” otot-otot rahim berkontraksi.
      Di punggung, urat saraf dikelilingi selubung berisi air yang disebut dura. Antara dura dengan tulang terdapat rongga yang dilalui serabut urat saraf menuju dan dari berbagai bagian tubuh yang disebut epidura. Pembiusan dilakukan dengan memasukkan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui otot punggung ibu hingga ke epidura, dan dengan sangat hati-hati menarik ujung jarum hingga tabung polythene tertinggal di dalam rongga epidura. Sekarang, dokter dapat memberi pembiusan melalui tabung di dalam rongga tersebut.
      Pembiusan epidural harus dilakukan dokter spesialis anestesi. Ketika memasukkan jarum suntik, ibu diminta menekuk seperti posisi bayi dalam perut. Setelah itu, ibu harus diawasi karena dapat mengalami efek samping, seperti mual, kejang, dingin, sakit kepala, hingga penurunan tekanan darah sampai titik sangat rendah yang tentu tidak balk bagi ibu maupun janin. Untuk mengatasi penurunan tekanan darah, kadang dokter menyertai pembiusan epidural dengan suntikan 500 ml cairan ke pembuluh darah sebelum pembiusan.

C.     Manfaat penggunaan cara pemberian obat secara epidural

1.      Delapan puluh persen ibu berhasil mengatasi rasa sakit.
2.      Tidak mengacaukan pikiran.
3.      Membantu dalam mengontrol tekanan darah tinggi.
4.      Mengembalikan kemampuan ibu mengontrol persalinan sehingga mengembalikan rasa percaya diri.
5.      Kini, epidural lebih canggih. Penggunaannya tidak memberi efek kebas pada kaki dan tangan.



D.    Dampak negatif yang mungkin dapat di timbulkan

1.      Mungkin, ibu merasa mati rasa hanya di sebagian tubuh. Sebagian kecil perut tidak mengalami efek pembiusan.
2.      Ibu harus tetap di tempat tidur dan merasa sangat menggigil.
3.       Mungkin, ibu membutuhkan infus di tangan karena epidural membuat tekanan darah beberapa wanita turun. Efeknya kurang baik bagi suplai oksigen ke bayi. Cara pencegahannya, tambah segera volume darah untuk membuat tekanan darah normal kembali.
4.      Mungkin, kateter terpasang di kandung kemih ibu. Penggunaan epidural menyebabkan ibu tidak dapat memperkirakan waktu untuk buang air kecil sehingga ibu buang air kecil secara otomatis.
5.       Mungkin, ibu merasa tidak sepenuhnya sadar. Dengan terpasangnya tiga tabung di tubuhnya, ibu harus diberi tahu saatnya mengejan jika efek pembiusan belum hilang pada tahap melahirkan.
6.       Epidural dapat memperpanjang waktu persalinan, khususnya fase mengejan dan melahirkan bayi.
7.      Denyut jantung bayi harus dimonitor sepanjang waktu.
8.       Ada kemungkinan penggunaan forsep atau vacum untuk membantu kelahiran bayi karena seringkali epidural membuat bayi tidak dapat bergerak ke posisi yang pas untuk dikeluarkan.
9.      Pada saat jarum epidural dicabut dan tabungnya dilepas, kemungkinan ada kebocoran cairan rongga epidura. Cairan ini dapat bergesekan dengan serabut saraf tulang belakang. Padahal, pergesekan sedikit saja dapat menimbulkan sakit kepala berat. Hal ini dapat diatasi dengan mengambil sedikit darah dari tangan ibu. Biasanya, sehari setelah kelahiran bayi dan menyuntikkannya ke punggung untuk menutup lubang akibat jarum epidural.
10.  Beberapa ibu mendapat masalah berkemih setelah menggunakan epidural.
11.  Epidural tidak dapat digunakan pada persalinan di rumah.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Analgesia epidural adalah bentuk yang sangat efektif menghilangkan rasa sakit. Namun, epidural dan spinals juga menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan pada ibu dan bayi, dan mengganggu proses kelahiran alami dan ikatan antara ibu & bayi. Dalam beberapa kasus epidural mungkin bermanfaat, namun bukti menunjukkan bahwa tindaan ini tidak boleh digunakan sebagai tindakan rutin dalam proses persalinan.

B.     Saran
Penggunaan anastesi epidural ini hendaknya tidak dijadikan tindakan rutin dalam persalinan dengan menimbang berbagai kemunkinan yang ada. Bila ada keraguan, misalnya kemungkinan bayi besar, posisi kepala masih tinggi, belum masuk ke daerah panggul, atau ada kemungkinan panggul Anda kecil untuk dilalui bayi dengan berat tertentu, atau panggul Anda asimetris, maka tidak dapat dilakukan persalinan dengan menggunakan anastesi ini.



C.  Daftar Pustaka
    
Azis. Alimul; keterampilan dasar prektek klinik

http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id  =413:persalinan-normal-alami-vs-epidural-vs-ila--intra-thecal-labor-analgesia-&cat

       http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/01/19/wow-ternyata-melahirkan-bisa-tanpa-rasa-sakit/

       http://infobunda.com/pages/articles/artikelshow.php?id=356&catid=4

    












































Tidak ada komentar:

Posting Komentar