KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II
(PEMBERIAN OBAT SECARA EPIDURAL)
DOSEN PENGAMPU : Vitrianingsih ,S.ST,M.Kes
DISUSUN OLEH:
RESTU SURYANINGSIH ( 151500067 )
PROGRAM STUDI D-3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat dan kasih-Nya, sehingga penyususun akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”PEMBERIAN OBAT SECARA EPIDURAL” makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “KDK II” dari “ Bu Vitrianingsih“ sebagai dosen pengampu. Saya menyadari banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu ditambahkan pada tugas makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang PEMBERIAN OBAT SECARA EPIDURAL. Semoga Allah SWT senantiasa bersama kita amin .
YOGYAKARTA, 14 Maret 2016
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Terdapat beberapa cara dalam memberikan
obat kepada pasien dalam kesehatan. Salah satunya adalah pemberian obat dengan
cara epidural. Cara pemberian obat secara epidural dapat digunakan pada
beberapa indikasi, seperti pada pembedahan sendi panggul dan lutut, Revaskularisasi
ektremitas bawah, Persalinan, dan Penanganan nyeri
post operasi.
Makalah ini akan membahas
tentang tekhnik pemberian obat secara epidural, dalam proses persalinan.
Menggunakan pemberian obat secara epidural kepada ibu, di harapkan ibu dapat melahirkan
dengan rasa sakit seminimal mungkin.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pemberian obat secara epidural?
2. Apa
saja manfaat penggunaan cara pemberian obat secara epidural?
3. Apa
dampak negatif penggunaan tekhnik pemberian obat secara epidural?
4. Bagaimana
cara pemberian obat secara epidural?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian tekhnik pemberian obatt secara epidural
2. Mengetahui
manfaat penggunaan tekhnik pemberian obat secra epidural dalam proses
persalinan
3. Mengetahui
dampak negatif yang mungkin di timbulkan
4. Mengetahui
cara pemberian obat secara epidural
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Epidural merupakan suntikan yang menggunakan obat bius lokal (berasal
dari kokain) dan disuntikkan ke dalam ruang-ruang epidural yang melindungi
sumsum tulang belakang. Pada epidural konvensional klien akan mati rasa baik
saraf sensorik maupun motoriknya. Dalam lima sampai sepuluh tahun terakhir,
epidural telah dikembangkan dengan konsentrasi obat bius yang (bius local), dan
dengan kombinasi anestesi lokal serta opiat (obat yang mirip dengan morfin dan
meperidin) pembunuh rasa sakit untuk mengurangi blok motor, dan untuk
menghasilkan apa yang disebut epidural "berjalan".
Analgesia Spinal juga telah semakin
digunakan dalam persalinan untuk mengurangi blok motor. Spinals menyuntik
narkoba menembus dura dan ke dalam ruang (intratekal) tulang belakang, dan hanya
menghasilkan analgesia jangka pendek. Untuk memperpanjang-efek menghilangkan
rasa sakit dalam persalinan, dosis bisa ditambah sesuai kebutuhan
Epidurals dan spinals menawarkan bentuk
yang paling efektif dari penghilang rasa sakit yang tersedia dalam pertolongan
persalinan, dan wanita yang telah menggunakan analgesia untuk mengurangi rasa
nyeri mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi terhadap metode ini, Namun,
kepuasan tidak mengalami nyeri ini tidak tidak sama dengan kepuasan keseluruhan
keseluruhan persalinan selain itu
ternyata epidural juga dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi.
B. Cara
pemberian obat secara epidural
Pada pembiusan epidural, bagian yang dibius atau diberi penawar sakit
adalah urat saraf sensoris sehingga sakit saat kontraksi di rahim tidak sampai
ke otak. Akibatnya, ibu pun tidak merasakan sakit. Namun, pembiusan ini tidak
boleh terkena urat saraf motoris sehingga otak tetap dapat “memerintahkan”
otot-otot rahim berkontraksi.
Di punggung, urat saraf dikelilingi selubung berisi air yang disebut
dura. Antara dura dengan tulang terdapat rongga yang dilalui serabut urat saraf
menuju dan dari berbagai bagian tubuh yang disebut epidura. Pembiusan dilakukan
dengan memasukkan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui
otot punggung ibu hingga ke epidura, dan dengan sangat hati-hati menarik ujung
jarum hingga tabung polythene tertinggal di dalam rongga epidura. Sekarang,
dokter dapat memberi pembiusan melalui tabung di dalam rongga tersebut.
Pembiusan epidural harus dilakukan dokter spesialis anestesi. Ketika
memasukkan jarum suntik, ibu diminta menekuk seperti posisi bayi dalam perut.
Setelah itu, ibu harus diawasi karena dapat mengalami efek samping, seperti
mual, kejang, dingin, sakit kepala, hingga penurunan tekanan darah sampai titik
sangat rendah yang tentu tidak balk bagi ibu maupun janin. Untuk mengatasi
penurunan tekanan darah, kadang dokter menyertai pembiusan epidural dengan
suntikan 500 ml cairan ke pembuluh darah sebelum pembiusan.
C. Manfaat
penggunaan cara pemberian obat secara epidural
1. Delapan
puluh persen ibu berhasil mengatasi rasa sakit.
2. Tidak
mengacaukan pikiran.
3. Membantu
dalam mengontrol tekanan darah tinggi.
4. Mengembalikan
kemampuan ibu mengontrol persalinan sehingga mengembalikan rasa percaya diri.
5. Kini,
epidural lebih canggih. Penggunaannya tidak memberi efek kebas pada kaki dan
tangan.
D. Dampak
negatif yang mungkin dapat di timbulkan
1. Mungkin,
ibu merasa mati rasa hanya di sebagian tubuh. Sebagian kecil perut tidak
mengalami efek pembiusan.
2. Ibu
harus tetap di tempat tidur dan merasa sangat menggigil.
3. Mungkin, ibu membutuhkan infus di tangan
karena epidural membuat tekanan darah beberapa wanita turun. Efeknya kurang
baik bagi suplai oksigen ke bayi. Cara pencegahannya, tambah segera volume
darah untuk membuat tekanan darah normal kembali.
4. Mungkin,
kateter terpasang di kandung kemih ibu. Penggunaan epidural menyebabkan ibu
tidak dapat memperkirakan waktu untuk buang air kecil sehingga ibu buang air
kecil secara otomatis.
5. Mungkin, ibu merasa tidak sepenuhnya sadar.
Dengan terpasangnya tiga tabung di tubuhnya, ibu harus diberi tahu saatnya
mengejan jika efek pembiusan belum hilang pada tahap melahirkan.
6. Epidural dapat memperpanjang waktu persalinan,
khususnya fase mengejan dan melahirkan bayi.
7. Denyut
jantung bayi harus dimonitor sepanjang waktu.
8. Ada kemungkinan penggunaan forsep atau vacum
untuk membantu kelahiran bayi karena seringkali epidural membuat bayi tidak
dapat bergerak ke posisi yang pas untuk dikeluarkan.
9. Pada
saat jarum epidural dicabut dan tabungnya dilepas, kemungkinan ada kebocoran
cairan rongga epidura. Cairan ini dapat bergesekan dengan serabut saraf tulang
belakang. Padahal, pergesekan sedikit saja dapat menimbulkan sakit kepala
berat. Hal ini dapat diatasi dengan mengambil sedikit darah dari tangan ibu.
Biasanya, sehari setelah kelahiran bayi dan menyuntikkannya ke punggung untuk
menutup lubang akibat jarum epidural.
10. Beberapa
ibu mendapat masalah berkemih setelah menggunakan epidural.
11. Epidural
tidak dapat digunakan pada persalinan di rumah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analgesia epidural adalah bentuk yang sangat efektif
menghilangkan rasa sakit. Namun, epidural dan spinals juga menyebabkan efek
samping yang tidak diinginkan pada ibu dan bayi, dan mengganggu proses
kelahiran alami dan ikatan antara ibu & bayi. Dalam beberapa kasus epidural
mungkin bermanfaat, namun bukti menunjukkan bahwa tindaan ini tidak boleh digunakan sebagai tindakan rutin dalam proses
persalinan.
B.
Saran
Penggunaan anastesi epidural ini hendaknya tidak
dijadikan tindakan rutin dalam persalinan dengan menimbang berbagai kemunkinan
yang ada. Bila ada keraguan, misalnya kemungkinan bayi besar, posisi
kepala masih tinggi, belum masuk ke daerah panggul, atau ada kemungkinan
panggul Anda kecil untuk dilalui bayi dengan berat tertentu, atau panggul Anda
asimetris, maka tidak dapat dilakukan persalinan dengan menggunakan anastesi
ini.
C. Daftar
Pustaka
Azis. Alimul;
keterampilan dasar prektek klinik
http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id =413:persalinan-normal-alami-vs-epidural-vs-ila--intra-thecal-labor-analgesia-&cat
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/01/19/wow-ternyata-melahirkan-bisa-tanpa-rasa-sakit/
http://infobunda.com/pages/articles/artikelshow.php?id=356&catid=4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar